Rabu, 16 Agustus 2017

Partisipasi Pelajar NU dalam Menjaga Keutuhan NKRI



PARTISIPASI PELAJAR NU DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI
Wasilatul Fadlilah – Ketua PC IPPNU Kab. Pekalongan


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) merupakan salah satu badan otonom NU yang menaungi pelajar. Pelajar yang dimaksud di sini adalah pemuda yang berusia 12-30 tahun yang pernah atau sedang mengikuti pendidikan di sekolah/ madrasah/ pondok pesantren. Jadi istilah pelajar dalam IPNU IPPNU tidak hanya melingkupi siswa atau santri yang masih aktif saja melainkan juga bagi alumni atau pemuda-pemudi pada umumnya yang mau belajar dan berkomitmen serta masih dalam rentang usia keanggotaan IPNU IPPNU.
Karena luasnya keanggotaan maka IPNU IPPNU diklasifikasi sesuai dengan kedudukan masing-masing, yaitu pimpinan komisariat (PK) bagi yang berkedudukan di sekolah/ madrasah dan pondok pesantren, pimpinan anak ranting (PAR) bagi yang berkedudukan di dusun/ dukuh, pimpinan ranting (PR) bagi yang berkedudukan di desa/ kelurahan, pimpinan anak cabang (PAC) bagi yang berkedudukan di kecamatan, pimpinan cabang (PC) bagi yang berkedudukan di kabupaten/ kota, pimpinan cabang istimewa (PCI) bagi yang berkedudukan di luar negeri, pimpinan wilayah (PW) bagi yang berkedudukan di provinsi, dan pimpinan pusat (PP) bagi yang berkedudukan di ibu kota Jakarta.
IPNU IPPNU mempunyai slogan yaitu “Belajar Berjuang Bertaqwa”. Belajar adalah senantiasa menuntut ilmu agama dan ilmu umum di maupun berada, baik melalui jalur formal, non formal, maupun informal. Selain itu juga terbuka dalam menerima kritik dan saran yang konstruktif sebagai salah satu upaya untuk perbaikan dan peningkatan kualitas diri dan organisasi. Berjuang adalah mengamalkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki untuk kemaslahatan umat. Dalam hal ini IPNU IPPNU selain fokus pada urusan internal pelajar juga mempunyai kepekaan terhadap permasalahan sosial. Bertaqwa adalah dalam setiap langkah dan perjuangan IPNU IPPNU selalu berpedoman pada ajaran Islam ahlussunah wal jama’ah dan selalu mengedepankan akhlaqul karimah.
Dalam perjalanannya, IPNU yang lahir pada 24 Februari 1954 dan IPPNU yang lahir pada 2 Maret 1955 telah mengalami beragam perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. IPNU IPPNU pada awal berdirinya terfokus pada anggota yang berada di sekolah/ madrasah/ pondok pesantren saja, kemudian berkembang ke pemuda-pemudi secara umum, dan kembali ke pelajar hingga sekarang. Hal ini dikarenakan pada awal berdirinya IPNU IPPNU dipandegani oleh kader-kader terpelajar yang berada bawah satuan pendidikan/ universitas, kemudian sebagai adaptasi masa orde baru tentang peraturan yang melarang adanya organisasi pelajar selain OSIS menjadikan IPNU IPPNU mengubah akronim “P” yang semula pelajar menjadi putra/putri, sehingga menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama dan Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama. Perubahan akronim ini secara otomatis membutuhkan penyesuaian di segala bidang khususnya keanggotaan, yaitu menjadi semakin subur karena juga melibatkan seluruh putra-putri NU di segala penjuru tanah air. Selanjutnya setelah era reformasi tepatnya pada tahun 2003, IPNU IPPNU kembali ke pelajar dengan tetap memberikan ruang bagi anggota yang sudah tidak lagi duduk di bangku sekolah/ madrasah/ pondok pesantren.
Kembalinya IPNU IPPNU ke pelajar menghadirkan tantangan yang lebih besar bagi eksistensi IPNU IPPNU masa kini. Terlebih dengan maraknya fenomena radikalisme, narkoba, intoleransi umat beragama, freesex, dekadensi moral dan lain sebagainya menggugah IPNU IPPNU turut mengambil peran untuk mengatasi fenomena ada sesuai dengan ruang lingkup dan kemampuan IPNU IPPNU sebagai pelajar, dalam hal ini kami khususkan pada pimpinan komisariat (PK).
Disadari bersama bahwa beragamnya fenomena yang ada di masyarakat dan maraknya isu lokal maupun nasional yang berkembang saat ini turut dirasakan oleh kader-kader yang berada di pimpinan komisariat. Untuk itu perlu dilakukan pendampingan guna menegakkan pelajar anti-radikalisme, pelajar anti-narkoba, pelajar yang toleran, pelajar cerdas yang tidak terjerumus pada pergaulan bebas dan freesex, serta pelajar yang berkhlaqul kharimah yang mampu menjadi teladan bagi teman sebaya dan komunitasnya. Di sinilah IPNU IPPNU hadir sebagai wadah bagi pelajar dalam rangka memberikan konstribusinya untuk mengatasi fenomena yang ada.
Kita hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berazazkan Pancasila dan memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika. Kita mengenal Hubbul Wathan minal Imam (cinta tanah air adalah sebagian dari iman), di sini peran serta pelajar mutlak dibutuhkan dalam menjaga keutuhan NKRI tercinta. Pelajar sebagai generasi penerus bangsa, calon pemegang estafet kepemimpinan dan sebagai insan-insan yang memikul kewajiban untuk melestarikan budaya dan kekayaan bangsa. Pelajar yang tangguh dan berbudi pekerti luhur, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu yang berkembang dan tidak mudah tergiur oleh fatamorgana kemewahan atau kebebasan adalah sosok pelajar yang diharapkan oleh bangsa dan negara di masa depan.
Lalu konstribusi apa yang diberikan oleh pelajar NU untuk Indonesia?
IPNU IPPNU tampil sebagai kader yang siap diandalkan. Belajar dengan sungguh-sungguh, mengukir prestasi gemilang di segala bidang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, aktif berdiskusi dan berusaha mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi, melahirkan karya-karya inovatif dan tetap memelihara budaya-budaya baik yang telah ada, mengadakan kajian keilmuan, mengembangkan potensi yang dimiliki, mengadakan kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan, mengikuti kompetisi akademik maupun non akademik, menjaga ukhuwah dengan bersilaturrahim dan ziarah, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk NKRI.
Karena pelajar yang hebat merupakan potret kemajuan dan kemandirian bangsa di masa yang akan datang. Pelajar yang sholih dan sholihah akan menghadirkan kedamaian dalam tatanan kehidupan. Bersemilah tunas-tunas NU, tumbuh subur di persada NU, jayalah IPNU IPPNU... Belajar Berjuang Bertaqwa!!! []

Selasa, 08 Agustus 2017

Berkarir, Siapa Takut?!

BERKARIR, SIAPA TAKUT?!


        Dewasa ini kesetaraan gender bukan perkara baru lagi, wanita era sekarang sudah lebih memahami posisi dan peranannya baik di dalam maupun di luar rumah. Bahwasanya selain hal yang sudah kodrati, pria dan wanita memiliki kedudukan dan kesempatan yang sama dalam masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya wanita yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi, menduduki jabatan strategis di berbagai sektor, menjadi pemimpin yang handal, dan lain sebagainya. Untuk itu bukanlah hal yang tabu ketika orang tua mengarahkan putrinya untuk berproses melalui jalur pendidikan atau non pendidikan agar menjadi generasi yang mumpuni dalam bidang tertentu untuk selanjutnya memberikan sumbangsih nyata di lingkungannya demi kemaslahatan dan kemajuan bangsa.
        Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), sebagai organisasi pelajar yang menaungi pelajar dan santri putri tentu saja mempunyai peranan khusus di bidang ini. Bahwa usia pelajar/santri merupakan fase di mana seseorang ditempa dan diarahkan untuk menjadi generasi yang handal di masa depan. Di mana pelajar/santri putri dididik dengan berbagai ilmu dan ketrampilan sebagai bekalnya untuk terjun di masyarakat. Bukan hanya ketrampilan dasar yang menjadi bekal baginya dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang istri melainkan juga bagimana ia menjadi tokoh dalam masyarat, mempunyai leadership yang kuat dengan tetap memiliki ketaatan, mempunyai jiwa enterpreneurship yabg handal, aktif, kreatif, dan mandiri.
Berkarir tanpa meninggalkan keluarga tentu menjadi dambaan setiap wanita. Bagaimana IPPNU menjawab tantangan tersebut?
        Perjalanan kader IPPNU dalam rangka melaksanakan tugas organisasi adalah sebuah laboratorium konkret di mana kader belajar memenej waktu, disiplin, berkomunikasi aktif, bertemu dengan orang-orang baru, membina persahabatan (relasional), memupuk jiwa sosial dan solidaritas pada sesama, membuat blueprint, mencanangkan karya inovatif, mengembangkan kreativitas, melatih etos kerja keras dan pantang menyerah, dan sebagainya.
        Pengalaman demi pengalaman yang dirasakan oleh kader IPPNU akan berperan dalam pembentukan karakter dan kemandirian kader serta menentukan arah ke mana ia akan maju dan berkembang. Ia akan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan keberanian yang cukup untuk mengambil keputusan penting bagi diri dan masa depannya. Di samping itu, ia juga akan bertanggungjawab atas pilihan yang ia putuskan dan siap menanggung konsekuensi tindakan yang diambil.
        Dengan wawasan yang luas, skill yang matang, pengalaman nyata, dan hubungan relasional yang dimiliki seorang kader IPPNU akan cepat beradaptasi dan siap menjalani karir apapun tanpa khawatir menomorduakan keluarga. Ketika perjalanannya dimulai sejak ia maaih belia pun, ia akan siap memegang teguh komitmennya. Jadi, tak perlu ragu untuk berkarir. Potensi yang ada pada diri kita adalah anugerah Allah SWT yang harus disyukuri dan diberdayakan untuk kemaslahatan. Apapun bidang karir yang digeluti, dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah, dengan ketekunan dan komitmen yang kuat akan mengantarkan kita pada gerbang kesuksesan. Teruslah berkarya! IPPNU BISA. (Red : Wasilatul Fadlilah)

Jumat, 26 Juli 2013

Administrasi Kepanitiaan



ADMINISTRASI KEPANITIAAN

 (Disampaikan pada Follow Up Alajadul PAC IPNU IPPNU Kec. Wonopringgo, Jumat, 17 Ramadhan 1434 H/26 Juli 2013 M)


Dalam suatu kegiatan tertentu yang dilaksanakan oleh sebuah kepanitiaan, maka administrasi kepanitian tersebut antara lain meliputi:
1.    Proposal Kegiatan, sebuah uraian rencana kegiatan yang menggambarkan  pelaksanaan kegiatan.
2.    Surat-surat, yaitu surat yang harus dibuat untuk sarana penunjang dan kelancaran dari kegiatan.
3.    Arsip-arsip, mencakup mengarsip semua surat keluar maupun masuk ke dalam panitia.
4. Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan, yang menjelaskan laporan dari semua proses yang telah dilakukan sekaligus hasil-hasil yang telah dicapai.

  

PROPOSAL


Beberapa hal yang  perlu dibuat dalam penyusunan proposal antara lain :
1.    Cover
2.    Kop halaman
3.    Isi Proposal meliputi :

Pendahuluan
Dasar Kegiatan
Tema Kegiatan
Tujuan Kegiatan
Target Yang Diharapkan
Bentuk Kegiatan
Waktu Kegitan
Peserta
Panitia Pelaksana
Anggaran Biaya
Penutup
Lampiran


Bagian-Bagian Proposal
1.    COVER
Memuat :
q Judul proposal
q Identitas organisasi dan kegiatan
q Tema
q Waktu dan lokasi
q Tingkat organisasi atau identitas kepanitian
q Alamat organisasi/ kepanitian
2.    KOP  HALAMAN
Posisi kop  berada dibagian atas halaman, biasanya dibuat bentuk yang menarik sehingga mendapatkan perhatian dan harus mudah dibaca
3.    ISI PROPOSAL
PENDAHULUAN
< Memberikan gambaran secara umum mengenai latar belakang yang melandasi pelaksanaan kegiatan. Ditulis dengan bahasa yang baku, jelas dan benar agar mudah dipahami maksudnya.
< Usahakan jangan membuat ulasan yang tidak realistis dan jauh dari kenyataan.
< Arti penting/ sisi strategis dari kegiatan tersebut.
DASAR KEGIATAN
Menjelaskan tentang :
< Landasan dilaksanakannya kegiatan
< Bisa berupa pertimbangan atau konsiderasi
< Landasan secara umum mencantumkan landasan formalnya.
TEMA KEGIATAN
< Tema dibuat dalam bahasa yang jelas dan singkat
< Menggambarkan inti dari kegiatan dan makna yang ingin dicapai didalamnya.
TUJUAN KEGIATAN
< Tujuan-tujuan yang diharapkan dari kegiatan tersebut.
< Mencantumkan tujuan-tujuan yang realistis.
TARGET KEGIATAN
< Dampak yang diharapkan
< Hasil optimal dari kegiatan
< Disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang ada
BENTUK KEGIATAN
< Proses kegiatan secara keseluruhan
< Macam-macam kegiatan yang direncanakan
PELAKSANAAN
< Hari/ tanggal/ tempat pelaksanaan kegiatan
< Diberikan lampiran jadwal acara
PESERTA
< Peserta yang direncanakan akan mengikuti kegiatan tersebut
PANITIA PELAKSANA
< Penjelasan akan keberadaan panitia
< Diberikan lampiran kepanitiaan
ANGGARAN BIAYA
< Rencana pengeluaran secara umun
< Rencana pemasukan secara umum
< Penjelasan lampiran anggaran secara detail
PENUTUP
< Ucapan terima kasih.
< Tempat dan tanggal ditetapkan.
< Penanggungjawab: ketua, sekretaris, beserta tanda tangan dan stempel kepanitiaan.
< Jika dibawah naungan organisasi, maka mencantumkan bahwa kegiatan diketahui oleh pengurus organisasi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
< Lampiran 1 : Susunan Panitia Pelaksana.
ü Pelindung.
ü Penanggungjawab.
ü SC dan OC.
< Lampiran 2 : Anggaran biaya
ü Pengeluaran.
ü Pemasukan.
< Lampiran 3 : tentative manual Kegiatan.
ü Susunan acara harus jelas.



SURAT-SURAT

Surat-surat yang dibuat meliputi surat sebagai sarana penunjang proses kegiatan. Beberapa contoh surat yang sering dibutuhkan sebuah kepanitiaan kegiatan: surat izin peminjaman tempat, peralatan dan perlengkapan kegiatan, surat undangan (pembicara atau tamu), surat permohonan dana  yang dilengkapi proposal kegiatan, dll.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat :
Kop surat
Nomor surat (dibuat secara urut), perihal, lampiran (jika ada).
Kepada siapa surat ditujukan (alamat).
Isi surat (pembukaan, isi, penutup)
Cantumkan tanggal dan tempat pembuatan surat
Ditandatangani oleh sekretaris dan ketua, jika perlu mengetahui penggungjawab organisasi pelaksana.
Tembusan (bila ada)


ARSIP-ARSIP

Meliputi :
1.    Surat masuk : tanggapan  kesanggupan baik dari sponsor (jika ada) maupun  pihak lain.
2.    Surat keluar : semua surat yang telah kita keluarkan sebaliknya di arsip untuk menjadi bahan dokumentasi yang sewaktu-waktu kita butuhkan
(dalam mengarsip surat sebaliknya urutkan sesuai dengan nomor surat)


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Susunan laporan pertanggungjawaban dibuat seperti susunan proposal. Perbedaan antara proposal dan LPJ adalah :
LPJ merupakan hasil laporan dari semua proses kegiatan.
LPJ tidak boleh direkayasa, harus sesuai dengan kondisi kegiatan yang sebenarnya.
Format sama seperti Proposal.


*** Belajar, Berjuang, Bertaqwa ***

Selasa, 23 Juli 2013

Menjalani Hidup dengan Sederhana



MENJALANI HIDUP DENGAN SEDERHANA
By: Wasilatul Fadlilah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bu Imas Istiani yang saya hormati serta teman-teman English Stars yang saya sayangi dan saya banggakan. Terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk sedikit berbagi pengalaman dan bertukar pikiran dengan kalian semua. Di sini saya akan sedikit mencurahkan apa yang ada dalam pikiran saya.
Teman-teman yang berbahagia,
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan seseorang tidak selalu sederhana. Terkadang hidup ini terlalu rumit untuk kita ikuti alurnya. Namun demikian, kita menjalaninya seperti air yang mengalir. Mengapa demikian? Karena apapun yang telah, sedang, atau akan kita lakukan tidak akan merubah perjalanan waktu yang terus berputar tanpa henti. Waktu yang tidak pernah mengenal kompromi, seperti pepatah arab yang menggambarkan waktu laksana pedang, di mana jika kita mahir menggunakan dan menjaganya maka kita akan memetik memanfaatkannya. Sebaliknya jika kita tidak terampil dan tidak dapat menjaganya dengan baik maka pedang itu bisa membahayakan diri kita sendiri, dan kala kita membutuhkannya pedang itu tak akan berfungsi apa-apa.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, hidup ini sebenarnya sederhana jika kita tahu apa makna kehidupan dan untuk apa kita hidup. Bukan begitu teman-teman? Hidup adalah sebuah perjalanan singkat untuk mencari bekal di alam keabadian. Sebagai seorang muslim kita pasti tahu bahwa dalam kalamnya Allah berfirman “Tidak Ku ciptakan jin dan manusia selain untuk menyembah-Ku.” Artinya hidup ini sangat sederhana, kita hanya perlu menyembah Sang Pencipta Jagad Raya.
Dua tahun lalu saya mendapat sebuah sms dari seorang teman yang isinya demikian “Hidup adalah belajar, belajar bersyukur meski tak cukup, belajar ikhlas meski tak rela, belajar taat meski berat, belajar memahami meski tak sehati, belajar sabar meski terbebani, belajar setia meski tergoda, belajar memberi meski tak seberapa, belajar mengasihi meski disakiti, belajar tenang meski gelisah, belajar percaya meski susah, belajar, belajar, dan terus belajar, berjuang, bertaqwa.” Jika waktu itu saya mengabaikan sms ini, mungkin saya tidak seperti sekarang. Tapi sejak pertama kali membacanya, saya sangat tertarik dan berjanji pada diri saya sendiri untuk mengamalkannya. Karena saya berpikir bahwa jika kita terus belajar untuk lebih baik, maka pada akhirnya kita akan menjadi orang baik meski mungkin prosesnya akan sangat memakan waktu.
Masih berbicara tentang kehidupan, saya merasakan bahwa kehidupan saya sekarang jauh lebih baik. Seiring dengan bergulirnya waktu, bertambahnya usia, pengalaman, dan relasi, seiring dengan perkembangan nalar dan kedewasaan menuju pribadi yang paripurna, saya merasakan banyak sekali perubahan positif yang terjadi dalam diri saya. Dalam lamunan saya merasakan betapa hidup ini indah dan penuh dinamika.
Sewaktu kecil saya sering berpikir betapa malangnya saya, saya tidak seperti teman-teman saya. Saya merasa tidak ada seorangpun yang menyayangi saya. Saya bosan di rumah, karena saya selalu di suruh mengerjakan pekerjaan rumah. Saya tidak boleh bermain sebelum semuanya selesai. Saya sering dibanding-bandingkan dengan teman-teman saya. Saya sering dimarahi ketika berbuat kesalahan, saya juga harus berusaha sendiri ketika saya menginginkan sesuatu. Misalnya: untuk membeli buku atau sesuatu yang saya inginkan, maka saya harus menabung, kemudian membelinya sendiri. Saya sering merasa iri melihat teman-teman saya begitu bebas, tidak pernah disuruh membantu orang tua mereka, dan sangat mudah mendapatkan apa yang mereka mau, mereka cukup meminta dan orang tua mereka akan membelikannya.
Sebaliknya, ketika di sekolah saya justru merasa beruntung, dan inilah alasan mengapa saya merasa sangat nyaman dan dekat dengan guru-guru saya. Di sini saya merasakan betapa guru-guru sangat perhatian kepada saya, nada bicaranya lembut dan penuh cinta, mengajar dengan tulus, memberikan kepercayaan, dan lain sebagainya. Inilah yang membuat teman-teman saya iri, sehingga saya dikucilkan oleh mereka. Tapi saat pelajaran berlangsung atau ada pekerjaan rumah, atau ada tugas lain, mereka datang dan mengerumuni saya. Ironis, tapi bagi saya ini adalah kenangan yang tak terlupakan di masa kecil saya.
Keadaan tidak jauh berbeda ketika saya duduk di bangku SMP, SMA, bahkan di kampus sekalipun. Saya sering berpikir, mengapa hal ini menimpa saya? Apakah ada yang salah dengan saya? Awalnya saya sering stress ketika memikirkan ini, terkadang saya merasa terdlolimi. Tapi, pasti ada alasan kuat mengapa perjalanan hidup saya seperti ini. Mungkin ada sesuatu hal yang sampai saat ini belum saya sadari. Entahlah, akhirnya saya putuskan untuk tidak lagi memikirkan hal itu.
Sejak saat itu saya mulai merubah pola pikir saya. Saya mulai belajar menghargai diri saya sendiri, mulai belajar menghargai kehidupan yang saya jalani, mulai belajar mendayagunakan potensi yang telah dianugerahkan kepada saya. Saya tidak lagi menuruti keinginan saya, saya mulai belajar berpikir realistis, melakukan apa yang bisa saya lakukan, mempersiapkan langkah guna meraih asa, cita, dan cinta saya. Saya berusaha memperjuangkan hidup saya, keinginan dan harapan saya tanpa bergantung pada orang lain.
Saya mulai banyak berubah, dan saya juga merasakan perubahan respon orang-orang di sekitar saya. Saya simpulkan bahwa sebenarnya hidup ini sederhana jika kita juga menjalaninya dengan sederhana. Artinya apa yang terjadi tidak akan jauh berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Saya teringat dengan sebuah kalimat “Apa yang kita lakukan hari ini, bukan jaminan apa yang akan terjadi di hari esok. Namun apa yang terjadi di hari esok, tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini.” Untuk itu, saya mengajak kalian untuk menjalani hidup ini dengan sederhana, lakukan apa yang bisa kita lakukan, aturlah semuanya dengan tepat, optimis, dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.